SITUS RESMI SMP KATOLIK SANTO YUSUP

Rabu, November 05, 2008

Forum Islam-Katolik Pertama Di Vatikan

/
Artikel Terkait:
Din Syamsudin: Dorong Berdirinya Negara Palestina
Din Syamsudin: Negara Tidak Boleh Intervensi Keyakinan
Din Hadiri Konferensi Islam Dunia di Teheran
Selasa, 4 November 2008 22:22 WIB
JAKARTA, SELASA - Untuk pertama kali dalam sejarah, terjadi Forum Dialog Islam-Katholik yang berlangsung di Vatikan. Forum yang akan dimulai tanggal 4-6 November ini, diikuti 25 tokoh dari masing-masing pihak.
"Delegasi Katholik dipimpin lansung oleh Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Poontifical Council for Interreligious Dialogue, Vatikan, dan sejumlah arbishop, bishop dan cendekiawan Katholik dari berbagai negara," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin yang menghubungi Kompas di Jakarta, dari Vatikan, Selasa (4/11) malam.

Delegasi Islam, menurut Din, dipimpin Mufti Bosnia Syaikh Mustafa Ceric, dan sejumlah ulama dan cendekiawan Muslim dari beberapa negara. Indonesia diwakili Ketua Umum PP Muhammadiyah. "Pada hari terakhir pertemuan, delegasi Islam akan diterima Paus Benediktus XVI," ujarnya.
Tentang agenda pertemuan, Din menjelaskan, bahwa forum ini akan membahas pandangan masing-masing tentang Tuhan dan isu-isu kemanusiaan, seperti cinta sesama manusia, harkat manusia dan keadilan. Selain itu, meurut Din, juga akan dibahas peran kedua umat beragama dalam menanggulangi masalah umat manusia.
"Forum ini sangat penting dan mengandung nilai historis karena membahas isu-isu kemanusiaan dengan pendekatan teologis. Berbeda dengan dialog antar agama selama ini, dialog ini mengedepankan pendekatan teologis, hal yang selama ini sering dihindari," ujar Din.
Padahal perbedaan antara kedua agama ini terletak pada persoalan teologis menyangkut konsep ketuhanan, yang kemudian membawa perbedaan identitas keagamaan. Memang terdapat perbedaan mendasar antara keduanya, tapi harus diakui ada banyak persamaan.
"Maka yang perlu dilakukan adalah bagaimana mendekatkan perbedaan itu dan mengembangkan persamaan yang ada. Caranya, kedua umat perlu menemukan kalimatun sawa (landasan bersama) berupa nilai-nilai etika yang sama dari kedua agama untuk diaktualisasikan dalam menghadapi aduwun sawa (musuh bersama)," ujarnya.
Tapi, Menurut Din, musuh bersama ini bukan sesama manusia yang kebetulan berada di lingkaran seberang agama yang dianut. Musuh bersama itu adalah masalah-masalah kemanusiaan, seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kerusakan lingkungan, atau ketidakadilan.