SITUS RESMI SMP KATOLIK SANTO YUSUP

Jumat, Oktober 24, 2008

Ketika Penghijauan Atap Kian Jadi Pilihan Perkotaan di Negeri Tulip

[ Jum'at, 24 Oktober 2008 ]
Sejukkan di Dalam Ruangan, Sekaligus Serap Debu di Udara

Atap hijau semakin populer di Belanda. Pemerintah memberikan subsidi kepada warga yang ingin ''menanami'' atap mereka dengan rumput hijau. Banyak yang memanfaatkan kesempatan ini. Tapi, uang bukanlah alasan utama. Atap hijau bisa membantu upaya pelestarian lingkungan di wilayah perkotaan. ---�

Warga Kota Groningen bisa mendapatkan subsidi 30 Euro (sekitar Rp 400 ribu) per meter persegi untuk memasang rumput di atap rumah mereka. Subsidi ini mencapai 60 persen biaya pemasangan. Kota Rotterdam juga memberikan subsidi yang sama. Kota Amsterdam dan Den Haag juga sudah berjanji akan mengeluarkan subsidi. Fenomena atap hijau itu tidak hanya terjadi di Belanda. Wali Kota Chicago di Amerika Serikat, misalnya, memerintahkan pembuatan taman di atas atap gedung wali kota. Dia ingin menjadikan Chicago kota terhijau di Amerika. Di Jerman, setiap tahun empat belas juta atap hijau dipasang. Kota Montreal di Kanada juga merencanakan hal serupa. Atap hijau punya banyak manfaat. Mark Ottelee dari Universitas Teknik Delft sedang meneliti fenomena penghijauan bangunan tersebut. ''Atap hijau bisa berguna untuk mengatur temperatur. Tanaman hijau menyerap panas -atau istilahnya Evo transpirasi- sehingga udara di atas bangunan dan juga di dalamnya bisa dingin,'' jelasnya.Di atas atap dipasang lahan buatan yang bisa ditanami. Ini saja sebenarnya sudah menurunkan suhu. Dengan adanya tanaman, suhu bisa semakin turun lagi. Atap biasa bisa mencapai suhu 80 derajat celcius pada musim panas. Dengan atap hijau, suhu bisa turun sampai 35 derajat.�Perbedaan suhu itu bisa menurunkan secara drastis pemakaian alat pendingin ruangan pada musim panas. Jadi, mengurangi pengeluaran CO2. Pada musim dingin, lapisan tanah yang dipasang pada atap juga bisa berfungsi sebagai isolasi untuk mempertahankan panas. Sehingga mengurangi pemakaian alat pemanas ruangan. Selain itu, atap hijau bisa juga bermanfaat untuk menghadapi semakin seringnya turun hujan. ''Atap hijau bisa mengerem laju air hujan. Lapisan tanah yang dipasang berfungsi seperti spons yang bisa menyerap banyak air hujan. Jadi, akan lebih sedikit air yang turun ke selokan,'' papar Mark Ottelee, seperti dilaporkan Radio Nederland kepada Jawa Pos.Atap hijau bisa memperkaya keragaman hayati di wilayah perkotaan. Tanaman yang lembab konon juga bisa menyerap berbagai debu yang bertebaran di udara.Begitu besarnya manfaat atap hijau itu, Marc Ottelee terinspirasi untuk menjajaki kemungkinan memperluas penghijauan bangunan. Dia menyayangkan orang melewatkan kemungkinan ''menghijaukan'' tembok bangunan. ''Bangunan punya lebih banyak tembok daripada atap,'' kata Ottelee. Oleh karena itu, dia meneliti kemungkinan membuat tembok yang juga bisa ditanami. Papan dinding yang terbuat dari beton berpori mungkin bisa menjadi alternatif. Dinding jenis itu bisa cukup lembab dan mengandung bahan makanan untuk tanaman. Marc Ottelee optimistis dengan idenya itu. ''Saya harap ini semua bisa direalisasikan dengan cepat. Yang jelas, dunia arsitektur sangat tertarik. Terutama tentang dinding hijau. Saya harap penelitian saya membuat lebih banyak orang tertarik kepada dinding hijau.'' (*/ami)
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap isi komentar dengan baik dan sesuai dengan norma yang ada, trima kasih.