SITUS RESMI SMP KATOLIK SANTO YUSUP

Rabu, Oktober 08, 2008


[ Rabu, 08 Oktober 2008 ]
Fisika Sub-atomik Menangi Nobel

STOCKHOLM - Ilmuwan Amerika Serikat berhasil mempertahankan tradisi meraih Nobel Fisika, setidaknya dalam satu dekade terakhir. Kali ini, pakar Fisika Negeri Paman Sam kelahiran Jepang Yoichiro Nambu, 87, harus berbagi penghargaan bergengsi itu dengan rekannya dari Jepang Makoto Kobayashi -Toshihide Maskawa. Pengumuman Nobelis Fisika 2008 ini dikeluarkan kemarin oleh Royal Swedish Academy of Sciences.

Ketiga pemenang akan berbagi hadiah uang tunai sebesar 10 juta Kronor atau USD 1,4 juta (Rp 13,5 miliar), serta mendapatkan medali dan menghadiri seremonial di Stockholm pada 10 Desember mendatang.

Peneliti lain dari AS yang memenangi Nobel Fisika sebelumnya adalah John C. Mather dan George F. Smoot (2007); John L. Hall dan Roy J. Glauber (2005); David J. Gross, H. David Politzer dan Frank Wilczeck (2004); serta Alexei A. Abrikosov (2003).

Nambu dari Universitas Chicago menemukan mekanisme yang disebut pecahan simetri spontan dalam fisika sub-atomik. Sedangkan Kobayasi dan Maskawa menemukan asal-usul pecahan simetri yang dapat memprediksi keberadaan setidaknya tiga dari enam famili yang ada di alam.

Royal Swedish Academy of Sciences menyebut "Pecahan simetri spontan merupakan rahasia alami yang terselubung dalam keberadaan campuran permukaan". "Teori Nambu menembus model standar partikel dasar fisika. Model itu mempersatukan pembangunan blok terkecil dari semua persoalan dan tiga dari empat teori alam dalam satu teori," seperti yang disebutkan dalam penghargaan tersebut.

Nambu yang kelahiran Negeri Sakura pindah ke AS pada 1952. Selama 40 tahun dia menjadi guru besar di Universitas Chicago. Dia menjadi warga AS sejak 1970. Pada awal 1960, Yoichiro Nambu memformulasikan deskripsi matematika tentang pecahan simetri spontan dalam partikel fisika dasar. Penemuan itu terbukti sangat berguna dan teorinya menembus model standar partikel dasar fisika.

Kobayashi dan Maskawa menjelaskan pecahan simetri hingga kerangka model standar, namun menempatkan model tersebut di luar tiga dari enam famili. Kobayasi, 64 tahun, bekerja untuk Organisasi Penelitian Akselerator Energi Tinggi (KEK) di Tsukuba, Jepang. Sedangkan Maskawa, 68, mengembangkan ilmu bersama dengan Institut Teoritikal Fisika Yukawa di Universitas Kyoto Jepang.

Panitia Nobel menilai teori yang dipelajari Nambu dan teori pasangan Kobayashi - Maskawa berbeda. "Kejadian spontan itu seperti telah terjadi alami sejak permulaan jagat raya dan menjadi sangat mengejutkan ketika mereka pertama kali eksperimen partikel ditunjukkan pada 1964,".

Ditambahkan bahwa hanya dalam beberapa tahun terakhir, ilmuwan dapat mengkonfirmasi penjelasan yang ditawarkan Kobayashi dan Maskawa pada 1972 silam. "Prediksi ini, merupakan hipotesis baru yang baru saja muncul dalam eksperimen fisika. Paling tidak pada 2001, dua partikel detektor Babar di Stanford dan Belle di Tsukuba, Jepang, keduanya mendeteksi adanya pecahan simetri secara terpisah.

Hasilnya sama seperti yang diprediksi Kobayashi dan Maskawa hampir tiga dekade lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap isi komentar dengan baik dan sesuai dengan norma yang ada, trima kasih.